Mukjizat Abadi yang Tak Tertandingi

Memang, al-Qur'an tak ada duanya.
Bahasanya enak didengar dan nikmat
dibaca. Walaupun zaman berubah dan
musim berganti, isinya tak pernah basi.
Tak lapuk dimakan usia dan tak luntur
ditelan mass.


Al Qur'an adalah kalam Allah yang empunyai berbagai keutamaan. Di anta¬ranya, sampai detik ini, bahkan hingga hari kiamat tiba, tak ada seorang pun yang mampu menandingi atau membuat semisal al-Qur'an. Berkenaan dengan hal ini, Allah SWT memberikan tantangan bagi siapa pun untuk mendatangkan semisal al-Qur'an (QS al-Isra': 88, QS ath-Thur: 34), atau sepuluh surah saja (QS Huud: 13), atau satu surah saja (QS Yunus: 38).
Walaupun al-Qur'an diturunkan dengan baha¬sa Arab, tapi bukan untuk bangsa Arab saja. AI-Qur'an milik semua umat. Sampai saat ini al-Qur'an telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Kendati demikian, pener¬jemahan itu tidak mengu¬rangi atau menambah isi asli al-Qur'an. la tetap utuh tanpa berubah satu huruf pun. Karenanya, Ibnu Tai¬miyah dalam Majmu'Fa-1awa mengatakan dengan yakin, "Seandainya selu¬ruh mushaf musnah, al-Qur'an tetap terpelihara calam hati umat Islam." Sebab, al-Qur'an dijamin keabadiannya oleh Allah, sesuai dengan firman¬Nya, "Sesungguhnya Ka¬milah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesung¬guhnya Kami benar-benar menjaganya,"(QS al-Hijr. 9).
AI-Qur'an jelas sa¬ngat berbeda dengan kitab-kitab pendahulunya yang telah mengalami berbagai perubahan dan penyimpangan. Seorang filosof Yahudi, Espinosa, menyebutkan tentang ketidakakuratan Perjanjian Lama. Menurutnya, kitab Taurat ditulis beberapa ratus tahun setelah wafatnya Nabi Musa. Sedangkan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, sempat hilang sepeninggalnya dan sedikit pun tak dikenal. Baru setelah beberapa abad kemudian muncul beberapa injil; Matins, Markus, Lukas dan Yohanes. Empat injil inilah yang dipilih di antara lebih dari tujuh puluh injil yang ada. Abdul Wahid Daud, seorang pemimpin Nasrani Asyuria yang kemudian masuk Islam dalam buku karangannya al-Injil wash Shalib menyebutkan, "Injil yang diakui sekarang, tidak pernah dikenal sebelum abad keempat Masehi," (Kaifa Nata'amalu Ma'al Qur'an, Yusuf Qaradhawi).
Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya at-Tib¬yan fi Aqsamil Qur'an menyebutkan, "Perhatikanlah kandungan al-Qur'an, niscaya engkau akan me¬ngetahui bahwa Allah adalah raja yang memiHki segala kekuasaan dan pujian." Kebenaran al Qur'an sebagai kitab suci yang abadi dan berasal dari Sang Pencipta alam semesta tidak hanya diakui oleh kaum muslimin. Nebiya About, seorang dosen di perguruan tinggi California, Amerika Serikat, dalam bukunya al-Khath al-Araby - yang dikutip Abdullah Abbad an-Nadwy dalam bukunya Ma'anu Turjumat al-Qur'an -menyebutkan, "Apa pun isi al-Qur'an, ia bukan karya manusia. Jika kita mengingkarinya dari sisi Allah, berarti kita menganggap Muhammad sebagai tuhan."
Sejalan dengan kemajuan zaman dan teknolo¬gi, berbagai penemuan tentang keagungan al-Qur'¬an kian terbukti. Di antaranya, tentang jasad FiCaun, yang diselamatkan Allah untuk menjadi pelajaran bagi generasi selanjutnya. Allah berfirman, "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu, supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi prang-prang yang datang sesudahmu, " (OS Yunus: 92). Tak ada yang mengetahui peristiwa yang terjadi pada sekitar 1200 tahun SM itu. Baru pada tahun 1896, ahli pur¬bakala Loret menemukan sebuah mumi. Dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah FiCaun ber¬nama Maniptah yang pernah hidup pada zaman Nabi Musa. Pada tanggal 8 Juli 1908. Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk mem¬buka balut tubuh Firaun tersebut. Apa yang ia te¬mukan? Satu jasad utuh sebagaimana yang dibe¬ritakan al-Qur'an.
Abdur Razaq Naufal dalam bukunya al-Ijaz al¬Adabiy fil Qur'anil Karim menyebutkan beberapa keajaiban al-Qur'an. Kata yaum (hari) dalam bentuk tunggal berjumlah 365, persis jumlah hari dalam setahun. Kata ayyam (jama' yaum) atau yaumain
(dua hari) berjumlah 30, sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Kata syahr(bulan) hanya berjumlah 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ra¬syad Khalifah, seorang sarjana biokimia Mesir me¬nyatakan, kalimat bismillaahirrahmaan nirraahiim terdiri dari 19 huruf Arab. Dalam matematika, 1 ada¬lah angka terkecil dan 9 angka terbesar. Gabungan angka ajaib! Kita akan kembali tercengang jika menemukan hasil penelitian berikutnya. Jumlah setiap huruf hijaiyah yang ada pada awal sebagian surah dapat dibagi 19. Misalnya, huruf qafyang merupakan awal surah ke-50 dalam al-¬Qur'an terulang sebanyak 57 kali atau 3 x 19. Huruf kaf, ha', 'ain, shaddalam surah Maryam ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 x 19. Huruf nun yang memulai surah al-Qalam ditemukan sebanyak 133 atau 7 x 19. Huruf ya dan sin yang merupakan awal surah Yasin ditemukan sebanyak 285 atau 15 x 19. Huruf tha dan ha' pada surah Thaha masing-ma¬sing terulang sebanyak 342 kali atau 19 x 18.
Ketika mengadakan penelitian ini, Rasyad Khalifah sempat menemukan keunikan. Jumlah masing-masing kata yang menghimpun kalimat bismillaahirrahmaan nirraahiim, habis dibagi 19, kecuali ar-Rahim. Kata ism terulang sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2698 kali atau 142 x 19, ar-Rahman terulang sebanyak 57 kali atau 3 x 19, sedangkan ar-Rahim sebanyak 115. Di sini Rasyad menemukan kejanggalan. Konon ia sempat ragu adanya satu ayat menggunakan kata ar-Rahim, yang bukan ayat al-Qur'an. Pan¬dangannya tertuju kepada ayat ke-128 dari su¬rah at-Taubah yang diakhiri dengan kata ar-Rahim.
Sang ilmuan tidak perlu heran seandainya dari awal ia mengetahui bahwa kata rahim pada ayat ini bukan menunjukkan sifat Allah, tapi sifat Nabi Muhammad saw. Sehingga, jumlah kata rahim yang menunjukkan sifat Allah yang ada dalam al-Qur'an terulang sebanyak 114 kali yang merupakan hasil perkalian dari 6 x 19. Subhanallah. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya (Min Asraril Qur'an, Musthafa Mahmud).
Oleh : Hepi Andi
Sabili No.21 Th.IX 18 April 2002 / 5 Shafar1423